Karena Berniqab,
Kami di Ancam ‘DO’ dari Kampus
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Saat ini saya sudah memakai niqab sejak awal memasuki semester 5
bersamaan dengan beberapa teman dekat saya. Saya hanya akhwat biasa sama
seperti teman-teman yang lain, saya dan ketiga teman saya yang telah
berniqab lainnya sebelumnya juga pernah menaungi beberapa organisasi
seperti BEMF dan LDF.
Ya, kami hanya akhwat biasa seperti teman-teman mahasiswi lainnya.
Kami sudah sebulan memakai niqab dengan tujuan untuk mengikuti perintah
Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59 dan sunnah Rasulullaah yang telah
mewajibkan para muslimah untuk menutupi aurat dan perhiasannya dengan
pakaian takwa keseluruh tubuh.
Ya, tidak ada tujuan lain selain tujuan yang ingin membuktikan cinta
kami kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan AlhamduliLlaah Allah telah
menyegerakan niat kami untuk segera berhijrah dengan memakai pakaian
takwa yang merupakan “sebaik-baik pakaian”.
Ternyata setelah kami mengenakan niqab dan mulai memberanikan diri
untuk berusaha istiqamah memakai niqab baik di luar rumah dan di kampus
ternyata usaha melaksanakan perintah Allah itu tidak mudah.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan niqab pun kami sudah memikirkan
beberapa tantangan-tantangan yang akan menghadang perjalanan kami
seiring usaha kami untuk istiqamah dengan “Niqab”.
Kami mendengar beberapa isu mengenai tanggapan masyarakat kampus
mengenai keberadaan kami yang kini telah berpenampilan berbeda dengan
mahasiswi lainnya, tapi sayangnya kami tidak mendengar isu-isu tersebut
secara langsung dari orang-orang yang tidak menyukai kami (tabbayun).
Diantaranya kami diisukan sebagai jama’ah aliran sesat, pengikut
organisasi ISIS, dan ancaman untuk di DROP OUT (DO) dari kampus serta
berbagai isu dan fitnah lainnya yang setiap hari tak hentinya selalu
kami dengar perkembangannya.
Sekitar satu minggu setelah keberadaan kami dan niqab kami yang telah
menyebar hingga ke kampus Unsri Palembang, ternyata juga terdengar oleh
telinga dosen dan para petinggi di Dekanat serta Rektorat.
Dan tanpa sepengetahuan kami mereka telah mengadakan forum dengan
BEMF, LDF, dan dengan pejabat Dekanat dan Mahasiswa untuk membahas
masalah keberadaan kami yang telah diisukan dengan banyak fitnah.
Isu-isu mengenai ancaman DROP OUT pun sudah banyak diketahui oleh
mahasiswa lainnya di kampus, dan hal tersebut tentu membuat bathin kami
merasa tertekan. Namun, sudah sunnatuLlaah untuk memperjuangkan Dien-Nya
memang tidak semudah apa yang kita bayangkan apalagi dalam kondisi
tinggal di negara sekuler.
tinggal di negara sekuler.
Bahkan bukan hanya itu saja, di dalam kelas ada dosen yang dengan
santainya mengolok-olok kami dan ayat-ayat Al-Qur’an semakin membuat
hati ini semakin sakit. Padahal dosen-dosen yang lainnya tidak merasa
terganggu dalam kegiatan belajar dan mengajar bersama kami, karena
tujuan kami tetap sama seperti mahasiswa yang lainnya, yaitu menuntut
ilmu. Kami tidak pernah membuat keributan apalagi membuat kerusakan pun
dengan teman-teman kami di kelas begitu “welcome” dengan penampilan
kami.
Sekitar dua minggu kami masih dengan niqab kami, pada hari kamis
(saya lupa tanggalnya) di FKIP terjadi aksi “TOLAK RADIKALISASI ISIS
pemecah belah NKRI” yang dipimpin langsung oleh Gubernur Mahasiswa FKIP
bersama dengan anggota LDF dan BEMF yang berjumlah 18 orang laki-laki,
aksi tersebut dilaksanakan tepatnya di depan Mushalah FKIP. Sungguh
sangat terkesan “mendadak” karena ternyata hal tersebut juga sudah
disetujui oleh pihak Dekanat, dan anehnya aksi tersebut dilakukan hanya
di FKIP, tidak dilakukan di fakultas yang lainnya yang semakin
menyudutkan keberadaan kami dengan niqab yang kami pakai.
Saya pribadi sangat menunggu-nunggu agar sekiranya pihak dekanat
segera memanggil dan menanyakan kami tetapi sampai saya menulis cerita
ini saya dan teman-teman lainnya belum juga mendapatkan panggilan dari
dekan.
Cobaan yang kami alami bukan hanya sampai di situ, saya pernah
mendengar isu mengenai ada salah satu orang tua di antara kami yang
berniqab yang di datangi dan telah diberitahukan mengenai perbuatan kami
yang mereka pikir telah menyimpang. Karena daerah asal saya berada di
kota yang lebih jauh dari dua teman saya yang lainnya yang tinggal di
Palembang bersama keluarga mereka, rasanya sangat tidak mungkin, jika
orang tua saya tersebut yang di datangi secara langsung karena mngingat
jarak dari Indralaya ke kota saya sekitar 5 jam perjalanan, jika memang
pihak kampus atau pihak yang memusuhi kami ingin melaporkan hal tersebut
kepada orang tua pasti orang tua teman saya yang tinggal di Palembang
itulah yang lebih dulu.
Awalnya kami berjumlah empat orang. Namun, salah satu teman saya
telah membuka niqabnya karena merasa belum sanggup untuk diterpa badai
seperti yang saya sendiri alami hingga di saat saya menulis tulisan ini.
Coba pembaca analisis dari kejadian teman saya yang melepas niqabnya
tersebut padahal sebelumnya dia juga diisukan sebagai anggota ISIS,
namun setelah ia membuka niqabnya isu tersebut tidak lagi menerpa
dirinya jadi kesimpulannya masalah ini bukan terletak dengan tuduhan
keterkaitan kami terhadap ISIS, namun yang jadi masalah adalah NIQAB!!!
Pembaca yang beriman, saya sendiri mengalami berbagai tekanan yang
lebih besar daripada hanya sekedar olok-olokan atau ancaman DROP OUT
dari kampus, tetapi yang sangat menyiksa bathin saya adalah ancaman dari
orang tua dan keluarga saya sendiri. Jujur, memang saya sebelumnya
belum mengatakan kepada orang tua saya untuk meminta izin memakai niqab,
namun saya pribadi telah membicarakan perihal keinginan saya untuk
memakai niqab, namun belum disetujui, tapi sebenarnya saya memang akan
membicarakan mengenai saya yang telah memakai niqab kepada orang tua
saya, namun saya ingin memastikan dan memperjuangkan dahulu bahwa saya
benar-benar diperbolehkan kuliah dengan tetap memakai niqab.
Berita yang mengatakan “terdapat empat orang yang berniqab akan
di-DROP OUT” terdengar hingga di lingkungan keluarga saya dan tempat
ayah saya mencari nafkah. Sebenarnya saya memang akan membicarakan
mengenai saya yang telah memakai Niqab kepada orang tua saya, namun saya
ingin memastikan dan memperjuangkan dahulu bahwa saya benar benar
diperbolehkan kuliah dengan tetap memakai Niqab.
Saya tidak pernah menyangka ternyata begitu teganya pihak yang telah
menghubungi keluarga saya mengatakan bahwa saya akan di DROP OUT karena
memakai niqab dan karena saya diduga terlibat dalam anggota ISIS,
padahal pembaca yang cerdas lebih mampu membaca situasi bahwasannya ISIS
itu berada di Suriah dan Irak yang letaknya sangat jauh dari Indonesia.
Ya, mereka sangat tega melihat orang tua saya yang langsung shock
setelah mendengar kabar yang sangat menggenaskan tersebut.
Orang tua mana yang tidak terguncang hatinya ketika tau bahwa anaknya
dituduh aliran sesat dan teroris bahkan diancam dengan ancaman DROP
OUT. Berbagai ancaman yang telah orang tua saya lemparkan kepada saya,
seperti ancaman pengusiran, bahkan mereka sempat datang ke kostan saya
dan memaksa saya untuk melepaskan niqab saya dan saat ini jilbab,
khimar, dan niqab saya sudah dibuang oleh mereka, tetapi AlhamduliLlaah
saya masih memiliki saudari-saudari seaqidah yang masih setia untuk
membantu saya dan memberikan pakaian untuk saya sehingga saya masih bisa
pergi kuliah seperti biasanya bahkan ancaman dari pihak keluarga saya
yang tetap keras ingin saya melepas niqab bukan hanya sampai pada
membuang semua pakaian takwa saya dan menyita laptop saya, juga ancaman
pembunuhan serta usaha untuk mengeluarkan saya dari kostan kemudian saya
akan dibawa pulang secara paksa ke kota saya untuk di “Ruqyah”.
Tetapi saya tetap hanya takut pada murka Allah, saya tidak ingin hina
dihadapan Allah. Saya tidak ingin menyia-nyiakan hidayah yang telah
Allah berikan kepada saya begitu saja hanya karena ketundukan dan ingin
menuruti hawa nafsu manusia meskipun itu orang tua saya sendiri. Saya
bukan tidak mencintai keluarga saya, namun apa yang saya lakukan ini
semata-mata untuk membahagiakan kedua orang tua saya di kehidupan yang
kekal kelak, yaitu di akhirat, dengan tetap berjalan diatas manhaj
Rasulullaah dan menjadi bagian dari para pejuang Dien-Nya.
Saya bukan tidak tega melihat keluarga saya yang terus menerus hingga
saat saya menulis tulisan ini mendapatkan cemoohan dan hinaan oleh
lingkungan tempat saya tinggal, tempat ayah saya bekerja, pun dengan
sekolah tempat adik saya, nama saya sudah tersebar dan membuat adik saya
sangat merasa malu.
Saat saya menulis tulisan ini, sebelumnya saya baru saja mendengar
kabar bahwa teman saya yang sama seperti saya memakai niqab orangtuanya
di hubungi oleh seseorang yang mengatakan bahwa dia akan di DROP OUT
karena niqabnya. Tentu saja pula orang tua teman saya yang awalnya
mengizinkan dia untuk memakai niqab kemudian berbalik arah berusaha
melepaskan niqabnya. Ya, begitulah Ujian yang tengah kami hadapi kini,
berat sekali. Sangat berat, namun saya selalu teringat akan firman Allah
SWT:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga padahal belum
datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang
dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
“Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan
kesanggupannya, ia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya
dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (mereka
berdo’a), “Yaa Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami melakukan kesalahan. Yaa Tuhan kami, janganlah engkau bebani
kami dengan beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Yaa Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan
kepada kami apa yang tidak kami sanggup kami memikulnya. Maafkanlah
kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami,
maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Ya… hanyalah Al-Qur’an yang saat ini dapat menghibur hati kami,
hanyalah Allah sebagai sebaik-baik penolong dan sebaik-baik pelindung.
Yang kami harapkan adalah Allah memberikan pertolongan dan menampakkan
kekuasaan-Nya tepat pada waktunya. Karena kami yakin kami tidaklah sesat
dan menyimpang. Semoga Allah segera menampakkan bahwa yang Haq itu
adalah Haq dan yang Bathil adalah Bathil. Karena kita semua yang mengaku
beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya, yang telah setia mengucapkan dua
kalimat syahadat haruslah setia kepada agama ini hingga kita di jemput
hanya dalam keadaan sebagai Muslim.
“… ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Dan kami akan selalu tetap Istiqamah dengan NIQAB kami, karena Niqab
kami adalah bagian dari hidup kami, dan Niqab kami adalah harga mati
yang tidak bisa ditawar-tawar. Dan kami yakin kepada Allah SWT akan
menolong kami dari arah yang tidak disangka-sangka.
“Sungguh, kami telah memberikan kepadamu KEMENANGAN YANG NYATA Agar
Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang lalu dan
yang akan datang, serta menyempurnakan nikmat-Nya atas mu dan
menunjukkimu ke jalan yang lurus dan agar Allah menolongmu dengan
pertolongan yang kuat (banyak). Dia lah yang telah menurunkan ketenangan
ke dalam hati orang-orang mu’min untuk menambah keimanan atas keimanan
mereka (yang telah ada). Dan milik Allah lah bala tentara langit dan
bumi. Dan Allah maha mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath: 1-4)
“Dan Dia mengadzab orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan dan
juga orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang BERPRASANGKA BURUK
terhadap Allah. Mereka akan medapat giliran (adzab yang buruk) dan
Allah Murka kepada mereka dan mengutuk mereka, serta menyediakan neraka
jahannam bagi mereka. Dan Neraka Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali.” (QS. Al-Fath: 6)
UNTUK MENEGAKKAN SATU SUNNAH HARUS MENGELUARKAN RIBUAN AIR MATA!!!
*Diceritakan oleh salah seorang mahasiswi berniqab di FKIP Unsri
Indralaya, Sumatera Selatan
Sumber : voa-islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar