Rabu, 01 Oktober 2014

Menakar Keimanan



Terkadang iman tidak bisa dilogika oleh seorang hamba. Karena iman bukan terletak kepada otak, tetapi ia terletak kepada keyakinan yang tinggi seorang hamba kepada RobbNya.

Iman itu jalannya keras dan kerikilnya selalu tajam serta menyakiti kaki kehidupan. Tapi bukankah Robb semesta alam yang memberikan pertolongan kepada setiap hamba yang beriman secara benar ? Karena sungguh pertolongan jauh lebih besar dari ujian yang diberikan insan yang beriman.

Kadang konsekuensi iman yang begitu berat, layaknya Nabi yang menolak kesepakatan untuk saling bergantian dalam beribadah dengan orang kafir sehingga turun surat Al-kafirun.


Ia juga kadang harus melepas sebuah kesempatan besar ketika kesempatan itu tercampur dengan kebathilan. Bukankah Nabi saja hampir menyepakati sebuah kesempatan besar ketika orang-orang musyrik menawarkan jalan tengah kepada Rosulullah supaya ia mengusap kaki berhala ? Dan dengan itu kaum musyrikin akan berbondong-bondong masuk Islam. Namun Alloh menurunkan surat Al-Isra ayat 73-75.

Jalan iman terkadang menyebabkan seakan kalah dimata manusia. Sebagaimana Nabi Muhammad yang harus terusir dari kampung tercinta. Sebagaimana Nabi Musa yang meninggalkan Mesir dan dikejar-kejar oleh Fir'aun ? Tetapi lihatlah sejarah bahwa kemenangan datang pada detik-detik terakhir, ketika Alloh membalikkan semua keadaan.

Bukankah hijrah yang identik dengan terusir justru menjadi pukulan terberat bagi orang-orang musyrik ? Dan bukankah tongkat Nabi Musa yang mengubah lautan menjadi daratan ? Padahal beberapa detik sebelumnya Nabi Musa masih kebingungan, apa yang harus ia lakukan, karena dihadapannya hanya lautan dan dibelakangnya Fir'aun ?

Tidak usah dilogika jalan iman, karena ia bukan logika khas akal. Iman adalah keyakinan terhadap Robbnya. Mari kita memilih jalan keimanan sesuai yang diajarkan oleh Alloh dan RosulNya. Bukan jalan iman yang hanya berdasarkan logika semata,seperti demokrasi. Karena pilihan ini sebagai pertanggung jawaban iman kita dihadapan Alloh.


Allahu a'lam bis showwab

Tidak ada komentar: