Senin, 15 September 2014

AKU MALU DAN BELUM SIAP BERJILBAB




Saudariku yang dirohmati Alloh,

Jilbab adalah pakaian taqwa yang diwajibkan Alloh atas kita, para muslimah. Perintah ini seperti ditulis di dalam QS. Al Ahzab : 59 yang artinya sebagai berikut : "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri orang mu'min, supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka tidak di ganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat. Alloh Maha Pengampun lagi Maha Pengasih."

Selain itu juga tertulis dalam QS. An Nuur : 31 yang artinya, "Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan  hendakklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak punya keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.."

Perintah Alloh diatas juga ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadist beliau yang lain, yang artinya : "Wahai Asma ! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur, tidak boleh dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini, sambil Rosulullah menunjuk muka dan kedua telapak tangannya."

Saudariku yang dirohmati Alloh,

Perintah mengenakan kerudung dan jilbab ini diturunkan demi memuliakan kita para wanita, dan bukan penjara yang menyempitkan dunia kita, namun justru menjadi pembatas yang  menjadikan kita baik dan membuat Alloh ridho kepada kita. Walaupun hanya lembaran kain, namun dengan pakaian muslimah yang kita kenakan itu, seakan berbicara pada dunia bahwa kita dalah seseorang yang  mempunyai jati diri yang jelas dan mempresentasikan lekatnya kebaikan atas diri kita.

Dan kini lihatlah dirimu dicermin saudariku. Kau telah menjelma menjadi dirimu yang cantik.Namun sayang, gemerlap dunia terkadang telah menjauhkan sebagian dari kita, dengan sebuah pemahaman tentang damainya aturan Alloh, bahkan ada yang tidak tanggung-tanggung, malah berbalik mencelanya. Mereka berdandan ayu, dengan busana yang aduhai dan mereka mengumbar kecantikan dan kemolekan tubuhnya dihadapan para laki-laki jalang. Lihatlah bahwa mereka sangat cantik, dan terlihat sangat anggun. Namun sayang, Alloh sedang murka terhadap mereka.Namun sayang, Alloh tidak ridho dengan ,mereka. Dan adakah keridhoan yang lebih baik dari pada keridhoanNya atas diri kita ?

Saudariku tercinta,

Mengapa kau dahulukan ridho manusia diatas keridhoan Alloh ? Bukankah kau telah bersumpah bahwa hanya kepada Dia kau menyembah ? Bukankah hanya dia yang memberimu nafas, memberimu makan, merawatmu dan selalu ada dikala kau sedih, dan menerimamu dalam keadaan apa adanya dirimu ? Lalu mengapa masih kau sangkal dengan sejuta alasan demi menegakkan kebandelanmu atas sebuah penrintahnya ?
Jika kau berkata belum mampu, kata-kata itu sudah basi saudariku ! Percayalah bahwa kau mampu. Hanya hawa nafsumu yang belum bisa menerima. Jika kau mengatakan kembali, 'aku belum mampu', maka lihatlah ternyata kau belum bisa menjadikan dirimu sahabat yang baik bagi dirimu sendiri. Apalagi yang bisa kau lakukan jika untuk sebuah kebaikan saja kau sudah memangkasnya, dengan tanganmu, bahkan dengan mulutmu sendiri, bahkan kau sebelum kau mencoba melakukannya. Bukankah kebaikan itu adalah untuk dirimu sendiri ? Dan bukankah kau akan senang dan bangga atas dirimu yang baik ? Maka cobalah.. dan bersegeralah saudariku tercinta.. Sayangilah dirimu dengan tidak menjadi sasaran objek dari pandangan mata laki-laki jalang yang merendahkanmu.

Jika kau berkata, 'aku harus tau diri terhadap siapa aku ini'. Maka dari itu aku tidaj pantas untuk berjilbab dan berkerudung'.

Saudariku yang dirohmati Alloh,

Bahkan tanpa harus kau sebutkan dengan gamblang kepada makhluq lain, hatimu telah lebih dari tahu bahwa mungkin kau telah berbuat kesalahan dimasa lalu. Atas tanpa sengaja khilafmu telah menorehkan aib yang sangat untuk dirimu sendiri. Namun, sampai kapan kau akan menghukum diri dan melabeli dirimu sendiri dengan sebuah kerendahan. Akhirnya hal itu menghindarkanmu dari melakukan sebuah kebaikan. Dan kaupun menanggalkan pakaian taqwa.

Jika kau merasa malu atas apapun adanya dirimu sekarang, sampai kau menanggalkan pakaian taqwamu, maka malulah atas yang telah kau perbuat ini. Karena sesungguhnya kau telah menceburkan dirimu dalam kejelekkan yang semakin dalam.

Jika kau berkata bahwa kau malu kepada Alloh atas semua kesalahanmu, lihatlah sekarang bukankah kau telah berbuat kesalahan lagi dan lagi dengan meninggalkan perintahNya lagi sekarang. Tolong seriuslah dengan pernyataan tentang rasa malumu, dan seriuslah tentang keinginanmu mengakhiri kejelekkanmu.

Saudariku yang baik,

Kau boleh menghakimi apapun tentang masalalumu, tapi masa depanmu adalah lebih berhak untuk kau nilai baik. Siapa lagi yang akan menilai baik, kalau tidak diawali dari diri sendiri ? Maka baikanlah dirimu dalam batasan alarm peringatan yang dibuat oleh baju taqwamu. Jilbab dan kerudungmu. Atau jika ternyata kau tetap mengurungkan niatmu dalam melakukan kebaikan itu, kroscek kembali tentang taqwamu. Jangan-jangan perkataanmu hanya semacam alasan saja yang sebenarnya membenarkan hawa nafsumu ?

Saudariku, sekali lagi, kau mengaku tahu tentang ukuran kebaikanmu, sehingga kau memilih menunda menutup auratmu, karena perasaan malu. Tapi bukankah Alloh lebih tahu tentang cara membaikkan diri kita. Jangan hiraukan perkataan manusia yang dengki mencelamu, saat kau mulai mengenakannya.

Rendahnya mereka karena terlalu sibuk mengurusi aibmu sampai-sampai mereka melupakan kekurangan mereka sendiri, yang semakin banyak tentunya. Tetap tersenyumlah sebagai cermin kedamaian hatimu. Maka mereka akan malu karenanya. Malu, karena kau telah dengan cerdas mendidik dirimu agar menjadi lebih baik sekarang, sedangkan mereka dengan sepaket kata-kata kotor tetap saja menjadi level yang sama, bahkan telah terjerumus pada kejelekkan yang lebih dalam.

Memang ada sebagian saudari muslimah kita diluar sana yang tetap melenggang lancar dengab maksiat mereka, walaupun mereka telah menggunakan baju taqwa. Namun bukan berarti kita bisa mengghibah saudari kita sendiri, atau malah menjadikan mereka sasaran alasan untuk menjadikan diri kita benar dengan alasan untuk tetap menunda memakai pakaian taqwa. Apakah kita telah mendoakan mereka terlebih dahulu sebelum kita menghujatnya ?

Lihatlah, mereka juga dalam proses belajar seperti halnya kita. Mereka adalah manusia biasa yang butuh proses dan perlu diingatkan karena tak luput dari kesalahan. Maka ingatlah akan hal itu, dan bersabarlah atas semuanya.

Banyak tuntutan di luaran yang ditujukan kepada para muslimah bawa dengan busana taqwa yang mereka kenakan, maka mereka tak boleh lagi menjadi manusia, melainkan harus menjadi malaikat yang tidak melakukan kekhilafan melainkan hanya patuh sepenuhnya kepada Alloh. Melakukan kesalahan memanglah bukan sebuah kebenaran, namun manusia mana yang dapat lepas dari sebuah kesalahan ? Bukankah itu sesuatu yang tidak mungkin ? Manusia tetap manusia, bukan masalah seberapa besar dia berbuat kesalahan namun lihat dan hargailah cara dia bangkit dan memperbaiki kesalahan itu.

Saudariku yang dirohmati Alloh, 
Lihatlah.. kau begitu cantik, kau sangat berbakat, dan siapapun dirimu, kau adalah anak,istri,ibu yang baik dan hamba Alloh yang taat. Tak inginkah kau menjadi seperti itu ? 

Maka selagi nafasmu masih ada, jangan kau berniat menundanya. Karena saat nafasmu telah berakhir di krongkongan, tiada lain yang akan kau maki kecuali kebodohan dan kealfaan dirimu sendiri.Maka sayangilah dirimu sebelum kau menyayangi manusia yang lain. Kenakanlah jilbab dan kerudungmu karena Alloh, dan mari kita bersama-sama memperbaiki diri.

Dan akhirnya..

Ketahuilah saudariku, mengenakan pakaian taqwa benar-benar tak ada hubungannya dengan rasa malu ataupun perasaan apapun yang kau punya. Namun, adalah tentang kewajiban, saat kau menyatakan sumpahmu lewat syahadat untuk menjadi seorang muslimah. Kau berjanji dengan janji teragung, terdalam dan tersuci untuk bersedia dengan sadar dan ikhlas hati untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangan. Hal ini juga termasuk janji setia kepada baginda Rosulullah SAW. Dan janji itu terealisasi dalam kehidupan berupa perkataan dan terwujud dalam perbuatan. Dan sebagai seorang muslimah kita diperintahkan Alloh untuk menutup aurat dan memakai pakaian taqwa. Maka jangan pernah mengadakan tawaran atas perintah Alloh, jika kau memang benar-benar mencintaiNya.


Wallahu a'lam bis showab




Tidak ada komentar: